Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 721



Bab 721

Harvey pun kembali ke kamar tidur utama, lalu langsung menyalakan keran shower. Setelah itu, dia memasuki bilik mandi bahkan sebelum airnya terasa hangat.

Tubuh Harvey langsung terguyur air dingin, tetapi itu tidak ada apa–apanya dengan rasa dingin yang ada

di dalam hatinya.

Dia jadi ingat saat mengikat Selena di dalam kamar mandi dan membiarkan air dingin membasahi

tubuhnya pada malam dua tahun yang lalu. Ternyata airnya sedingin ini. Waktu itu Selena pasti merasal

begitu putus asa.

Harvey teringat kembali rupa Selena sekarang dan dia merasa sangat menyesal. Semua kekejamannya

terhadap Selena kini berbalik menjadi pisau yang menghujam dirinya!

Penyesalan Harvey sebesar rasa cintanya kepada Selena.

Chandra pun bergegas menghampiri dan berjalan ke luar pintu kamar mandi. Bagian dalam kamar mandi tampak gelap gulita. Berkat cahaya dari luar, Chandra bisa melihat Harvey yang sedang duduk

bersandar pada tembok.

Leher Harvey tampak agak dimiringkan ke samping dengan wajah yang langsung terguyur air shower.

Kemejanya yang berlumuran darah juga ikut basah. Ekspresi Harvey tampak begitu putus asa dan

frustrasi.

Chandra pun menutup pintu dengan perlahan untuk memberikan Harvey kesempatan meratapi nasibnya.

Setelah itu, Chandra berjalan ke tepi teras dan merokok. Walaupun dia tidak terlibat secara langsung

dalam semua ini, tetap saja dia ikut merasa kasihan. Terlebih karena sekarang Harvey pun tampak

begitu putus asa.

Alex memberanikan diri untuk bertanya meskipun dengan suara sepelan mungkin, “Kak, apa Nyonya

akan…”

Alex dan Chandra sama–sama tahu betapa pentingnya sosok Selena bagi Harvey. Jika Selena sampai

tiada, lalu bagaimana dengan Harvey?

Chandra memadamkan puntung rokoknya, lalu menghela napas dalam diam. Setelah dia yakin Harvey tidak bisa mendengarnya, barulah dia berujar, “Kondisinya buruk banget. Kalau masih stadium awal atau tengah, kemungkinan bisa tetap hidupnya masih sangat tinggi. Masalahnya, ini sudah stadium akhir dan sudah menyebar.”

+15 BONUS

*Terus, gimana dong? Kalau sampai Nyonya meninggal, Tuan Harvey pasti akan kehilangan separuh

jiwanya!”

“Masih ada waktu, jadi jangan nyerah dulu. Polson Bug saja bisa mengembangkan obat untuk membuat orang jadi hilang ingatan, jadi mungkin mereka punya solusi lain.”

Walaupun Chandra berusaha memberikan semangat, dia dan Alex tahu betul betapa buruknya kondisi Selena. Sepertinya, hanya keajaiban saja yang bisa membuat Selena tetap bertahan hidup.

Setelah mandi, Harvey tampak lebih segar. Hanya matanya saja yang tampak agak memerah, tetapi

ekspresinya tetap dingin seperti biasa.

“Kabar bagus, Tuan Harvey, kami baru saja mendapatkan informasi tentang Isaac. Sepertinya dia sudah

tahu tentang penyakit Nyonya, sudah satu tahun lebih dia melakukan penelitian tentang kanker.”

Harvey langsung bertanya, “Di mana dia?”

“Setelah keluar dari Poison Bug sekitar satu bulan yang lalu, dia pergi ke Krelun. Menurut sumber

terpercaya, obat kanker yang dia kembangkan sudah mencapai tahap finalisasi. Dia hanya tinggal

mencari satu bahan yang sangat langka.”

“Sudah ketemu lokasi spesifiknya?”

“Belum,” jawab Chandra sambil menggeleng.

“Daerah Krelun itu dimulai dari dataran tinggi di bagian barat sana, panjangnya sampai 2.500 km dengan luas daerah sebesar 500 ribu km persegi. Ada banyak area di daerah pegunungan itu yang dinyatakan terlarang dan sangat berbahaya. Di mana kita bisa menemukan Isaac?” tanya Harvey, sorot matanya tampak menjadi lebih murung.

“Setidaknyada harapan baru. ‘Kan sudah sebulan Isaac pergi, jadi mungkin dia sudah menemukan

bahan obat yang dia cari?” hibur Chandra.

“Chandra, perintahkan lebih banyak orang untuk mencari Isaac.”

“Tenang saja, Tuan Harvey, aku sudah mengaturnya.”

“Nggak cuma itu. Jangankan orang biasa, tentara khusus saja kesulitan berada di gunung yang setinggi itu. Coba sekalian pura–pura menawarkan imbalan besar untuk menemukan orang hilang, pasti akan ada orang bernyali yang mau melakukannya.”

“Baik, Tuan Harvey.” This content © 2024 NôvelDrama.Org.

+15 BONUS

“Lalu, apa ada kabar tentang Sean?” tanya Harvey.

“Untuk saat ini belum.”

“Kalau nggak bisa menghubunginya, hubungi anggota Keluarga Bennett yang lain. Keluarga Bennett ‘kan masih berutang budi kepada Seli.”

“Baik, Tuan Harvey,” kata Chandra, lalu dia segera menjalankan perintah Harvey.

“Tuan Harvey, bagaimana dengan solusi terkait William?” tanya Alex yang berdiri di samping Harvey. Harvey memutar–mutar pergelangan tangannya. Oh ya, dia masih harus mengurus soal orang itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.