Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 686



Bab 686

Sikap rendah hati Ellia dan Selena sangat kontras dengan Jesika dan William. Jesika awalnya merasa

sedikit gugup, tetapi begitu tidak ada orang lain di sekitarnya, dia pun diam–diam bertanya, “Nak, kamu sebenarnya menggunakan cara apa untuk memenangkan hati kakekmu?”

Jesika tahu betul bahwa Leo sangat keras kepala dan bahkan bisa dengan mudah memutuskan

hubungan dengan putra kandungnya.

Namun, Leo berubah pikiran setelah berbicara dengan William. Bagaimana William melakukannya?

“Ibu, aku punya cara sendiri. Ibu hanya perlu dengan tenang menjadi Nyonya Irwin. Mulai sekarang Ibu

adalah nyonya rumah ini.”

Dengan jaminan dari William, Jesika menjadi lebih berani.

Untuk memverifikasi kata–kata William, dia secara khusus memerintah Wandi karena Wandi adalah

kepala pelayan yang mewakili keinginan Leo.

Melihat Wandi begitu patuh pada perintahnya, Jesika merasa bisa dengan tenang berbuat jahat.

Jesika sudah menganggap dirinya adalah nyonya rumah ini, jadi bisa mendapatkan apa yang dia

inginkan.

Sebaliknya, Ellia yang sebelumnya akan bersaing dengannya hanya karena sebuah cincin, sekarang seperti sengaja menghindarinya. Tidak peduli apa yang dia lakukan, Ellia tidak akan muncul.

Meskipun mereka seatap, tetapi rumah ini terlalu besar sehingga akan susah bertemu dengan orang

yang sengaja menghindar.

Melihat Ellia mengakui kekalahan seperti itu, sikap Jesika semakin keterlaluan.

Naufan yang selama ini memihak pada Jesika, hatinya sekarang justru merasa sedikit tidak nyaman. Dia merasa kesan yang diberikan Jesika padanya sebelumnya begitu lembut dan pengertian. Namun mengapa sekarang Jesika yang memiliki sifat yang membuat orang merasa tidak nyaman itu?

Dia juga tidak tahu kesepakatan apa yang dilakukan antara Leo dan William. Ketika dia bertanya kepada William, William hanya tersenyum dan memintanya tinggal di kediaman Keluarga Irwin dengan tenang

saja, sisanya William sendiri yang urus.

Pesta ulang tahun Leo semakin dekat. Seharusnya pesta tersebut dipersiapkan oleh Selena, tetapi

William dan Jesika mengambil alih semuanya.

Jesika dan William sudah tidak sabar ingin mengumumkan identitas mereka ke orang–orang. Bahkan sebelum pesta dimulai, kabar tentang Keluarga Irwin sedang mengalami peristiwa besar sudah tersebar di kalangan tersebut.

Tidak ada yang tahu siapa yang menyebarkan berita tentang kematian Harvey. Berita itu menjadi perbincangan hangat di kalangan atas.

Naufan mengetahui berita tersebut pada malam sebelum pesta. Dia dengan marah bertanya kepada William, “Apa yang sebenarnya terjadi dengan Harvey? Apa yang kamu katakan dengan Kakek?”

“Ayah, kenapa marah begitu? Toh, Ayah nggak suka dengan wanita itu dan putranya, ‘kan? Kenapa kamu masih peduli dia hidup atau mati?”

Naufan semakin yakin bahwa hal ini ada hubungan dengan William. “Bagaimanapun, dia adalah kakakmu! Apa kamu yang melakukan ini?” tanya Naufan.

“Ayah, bukankah Ayah yang nggak mengakui anak ini? Jadi untuk apa aku menganggapnya sebagai kakakku? Lagi pula, kematiannya lebih menguntungkan bagi kita daripada hidupnya. Setelah dia mati, Keluarga Irwin akan menjadi milik kita. Bukankah ini keinginan Ayah selama ini? Aku membantu Ayah kembali ke Keluarga Irwin, Ayah seharusnya berterima kasih padaku.”

“Plak!” Naufan dengan keras menamparnya.

Sebelumnya, Naufan hanya merasa bahwa putranya ini terlalu nakal, dia tidak pernah menyangka

bahwa William begitu kejam. NôvelDrama.Org owns all content.

$

“Apa yang sudah kamu lakukan? Harvey masih hidup atau sudah mati?”

“Apa yang terjadi padanya nggak ada hubungan dengan Ayah lagi. Intinya, besok Kakek akan

mengumumkan di pesta bahwa aku adalah cucu kandungnya. Aku akan menjadi pewaris Keluarga Irwin

dan Ayah hanya punya seorang putra yaitu aku!”

Menjelang tengah malam.

Di teras sebuah apartemen di kota, terlihat sosok yang tinggi masuk melalui jendela yang pecah.

Ketika mendengar ada suara, pria di atas kasur otomatis melompat dan mengeluarkan senjata dari

bawah bantalnya.

Namun ada seseorang yang lebih cepat darinya. Dia mendengar orang itu berkata ketika sebuah senjata

dingin menempel di kepalanya, “Jangan bergerak.”

Pria itu pun melirik dan mendapati orang itu adalah Harvey. Matanya membelalak sambil berseru,”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.