Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 617



Bab 617

Padahal masalah itu sudah lama berlalu. Sekarang begitu mengingatnya, Vanya masih ingat betapa sakitnya saat itu.

Vanya berada di rumah sakit selama setengah tahun, Harvey benar–benar meninggalkan dunianya.

Meskipun Vanya mengancam akan putus kuliah, Harvey hanya menjawab terserah kamu, kemudian

memblokimya.

Vanya menangis sepanjang siang dan malam, kemudian dia menikah dengan Arnold Ramsey yang usianya 20 tahun lebih di atasnya sebagai balas dendam.

Setelah Vanya kehilangan kedua kakinya, Arnold tidak memandang rendah dirinya, dia malah menikahinya dan memperlakukannya dengan baik.

Mungkin karena sikap Vanya yang tidak baik pada Arnold, jadi pria itu membalasnya dengan mencari beberapa selebriti kecil.

Tidak ada yang tahu bahwa dalam hati Vanya, orang yang masih ada di pikirannya adalah Harvey. Dia akan memperhatikan setiap gerak–gerik Harvey, bahkan lebih gila dibandingkan sebelumnya.

Begitu mendengar bahwa Harvey dan Agatha membatalkan pertunangan, Vanya merasa sangat senang.

Vanya tahu bahwa Harvey tidak akan dengan mudah menyukai wanita mana pun, tidak ada orang di

dunia ini yang pantas untuk Harvey.

Hingga belakangan ini, Harvey memperkenalkan identitas Selena di pesta penghargaan. Saat Vanya melihat wajah Selena, dia baru tahu mengapa Harvey membantunya dulu.

Bukan karena Vanya istimewa, melainkan karena wajahnya mirip dengan Selena.

Vanya lebih tidak pernah berpikir bahwa selebriti kecil yang tidak stabil itu akan mengirim pesan provokatif kepadanya berulang kall. Dia sendiri kemudian mengambil tindakan keras dan menyuruh orang lain untuk membunuhnya, yang kemudian melibatkan begitu banyak masalah.

Bahkan Harvey dan Selena terlibat dalam ini, pasti Tuhan mendengar doanya, Itu sebabnya Tuhan

memberinya kesempatan ini.

Vanya yang didorong hingga jatuh pun tidak peduli, dia berdiri dalam keadaan kacau, “Kak Harvey, aku nggak minta apa pun. Hanya malam ini, aku kasih semua video dan foto kualitas tinggi padamu.”

Sosok tinggi besar Harvey menaungi dirinya yang kecil, matanya lebih dingin dan tajam dari cuaca.

Lagi–lagi pandangan ini seperti melihat seonggok sampah.

Entah seberapa keras Vanya berusaha, Harvey masih menganggapnya sebagai orang malang yang berada di lembah gunung.

“Vanya, kamu benaran membuat orang merasa jijik.

Inilah penilaian Harvey terhadap Vanya.

Sepuluh tahun rasa cintanya, hanya mendapatkan balasan kata jijik dari Harvey.

Vanya dengan keras menghapus air matanya, “Aku menjijikkan? Apa aku sebegitu hinanya di matamu? Meski aku menyerahkan jantung ini di depanmu, kamu nggak akan melihatnya sedikit pun, apa aku nggak sebanding dengan Selena?”

“Bisa dibilang kamu ini cukup tahu diri.”

Vanya merasa terkejut, mendadak wajahnya berubah menggila, “Oke. Kalau kamu merasa jijik padaku, aku nggak akan memaksa kamu. Aku akan tunggu dan lihat gimana kamu membantu Alex keluar dari masalah. Kudengar semua orang pentingmu sudah masuk penjara dan Grup Irwin sudah kacau balau. Tanpa buktiku, gimana kamu bisa menghindari bahaya?”

Vanya bersedekap dada dengan sikap seperti melihat lelucon, “Tuhan memang punya mata, dulu kamu begitu kejam padaku, sekarang semuanya dibalas dua kali lipat padamu. Aku mau lihat apa yang bisa dilakukan kekasihmu itu buat membantumu? Keluarga Irwin menguasai Kota Arama, para taipan di bawahnya sudah lama nggak senang. Kalau Grup Irwin jatuh, bisa ditebak berapa persen keuntungan yang bisa kami dapatkan? Kalau saat itu tiba, gimana Tuan Harvey akan menunjukkan kasih sayangnya?

Harvey tersenyum dingin “Ternyata aku meremehkanmu, kayaknya kamu nggak dewasa sama sekali selama lima tahun ini.”

Vanya menghela napas lega, kemudian mengganggunya lagi, “Kak Harvey, aku bukan lagi gadis yang nggak punya pengalaman seperti lima tahun yang lalu. Aku tahu aku nggak bisa memilikimu, aku juga nggak mau berebut dengan Selena. Cuma satu malam saja, bisa nggak kamu mewujudkan mimpi ini,

oke?”

Harvey menghindar sekali lagi, “Vanya, kamu pikir Keluarga Irwin bisa mencapai posisi ini hanya dengan bantuan wanita? Atau kamu pikir hanya seorang wanita bisa membuat Keluarga Irwin jatuh? Cuma orang macam kamu? Memangnya kamu pantas bersaing dengan Seli?”

Harvey menghina saat Vanya memperlihatkan ekspresi tidak terima, “Orang–orang di bawah itu ini cuma

sebatas badut pilihan, kamu sama seperti mereka.”

Usai berkata demikian, tanpa berlama–lama lagi Harvey langsung pergi.

Vanya berteriak di belakangnya, “Harvey, kamu akan menyesall Kamu akan membuat Grup Irwin hancur!”

“Jangan anggap dirimu itu keberuntungan, kamu nggak pantas.”

Tiap kalimat yang diucapkan Harvey makin dingin.

Melihat siluetnya yang pergi, Vanya menggertakkan giginya, lalu menelepon nomor seseorang. “Aku menyetujui permintaanmu.”© 2024 Nôv/el/Dram/a.Org.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.