Bab 602
Bab 602
Sebelum debut, Denisa dulunya terkenal sebagai gadis yang berandalan. Sejak kecil hingga dewasa, dialah yang selalu menindas orang lain, tidak pernah ada yang berani menindasnya.
Meskipun dia hanya berada di urutan ke–18 dl industri hiburan, dia sangat pandai bergaul dan memikat
banyak pria.
Fokusnya hanya untuk menghasilkan uang, tidak peduli apakah dia bisa berakting atau tidak, asalkan bisa mendapatkan uang, dia tidak peduli dengan cara apa pun.
Namun dia tidak pernah mengira bahwa dia akan mengundang malapetaka pada dirinya sendiri. Pupilnya semakin membesar dan dia berkata dengan susah payah, “Kenapa?”
Jelas–jelas pria ini terlihat sangat lemah tadi. Bagaimana mungkin tiba–tiba berubah seperti ini?
Seluruh tubuhnya memancarkan niat membunuh yang dingin. Pria ini sama sekali bukan seorang petugas kebersihan biasa.
“Nona Denisa, kalau mau menyalahkan, salahkan dirimu sendiri yang tidak bisa membedakan siapa yang pantas atau pun tidak pantas untuk diusik. Ada orang yang sudah membayar untuk nyawamu.”
Denisa belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, dan baru pada saat inilah dia menyadari betapa seriusnya masalah ini.
Mereka hidup di tengah–tengah masyarakat yang berdasarkan hukum! Bagaimana mungkin seseorang bisa dengan begitu berani melakukan pembunuhan di jalan seperti ini?
“Jangan, jangan bunuh saya, saya akan memberi Anda uang, saya akan memberikan semua uang saya
kepada Anda.”
Pria itu tersenyum dingin, jari–jarinya semakin mengencang. Denisa mulai kesulitan bernapas.
Denisa terus meronta–ronta di udara. Akhirnya dia melihat mata di balik topi tersebut.
Yang dia lihat bukanlah sorotan mata orang biasa, melainkan sorotan mata seorang pembunuh!
Beberapa detik sebelum mati lemas, Denisa mendengar pria tersebut berkata, “Jangan lagi mencuri barang orang di kehidupan selanjutnya, hutang harus dibayar.”
Dengan napasnya yang sudah benar–benar habis, tubuhnya dilempar begitu saja ke tanah oleh pria itu.
Bunga plum di dahan–dahan pohon sedang mekar dengan indahnya. Pria itu memetik satu tangkai
dengan asal dan meletakkannya di dada Denisa.
Kedua mata Denisa tidak terpejam, dan tubuhnya terbaring lurus di tanah. Wajahnya menatap ke langit
dengan mengerikan.
Salju beterbangan di bawah lampu jalan yang kuning pucat, tetapi wanita itu tidak pernah bangun lagi.
“Siapa itu?”
Suara Alex terdengar dan pila itu langsung menghilang dalam kegelapan malam.
Ketika Alex datang dengan tergesa–gesa, dia menemukan Denisa yang terbaring di tanah dengan mata terbuka lebar, Dia segera berjongkok, memeriksa tubuh tersebut dan menyadari Denisa sudah tidak
bernapas.
Sebelum dia sempat mengejar pelakunya, seorang wanita berlari dengan tergesa–gesa ke arahnya dan berteriak di malam yang gelap. “Pembunuhl”
Selena baru saja tiba di rumah dengan Harvey. Selena bahkan belum sempat menghapus riasan wajahnya ketika Chandra muncul dengan terburu–buru di ruang tamu.
“Tuan Harvey, terjadi masalah.”
Selena berhenti di depan tangga. “Ada apa?”
Chandra melirik Harvey. Harvey tidak menanyakan apa–apa pada Chandra, tetapi lebih dulu menenangkan Selena dengan berkata, “Masalah pekerjaan, sudah malam, kamu pergi mandi dan
İstirahatlah.”
Selena memandang dengan curiga ke arah Chandra. Chandra juga menjawab dengan tenang. “Ya, Nyonya, hanya ada sedikit masalah pekerjaan yang perlu saya diskusikan dengan Tuan Harvey, jangan
khawatir.”
“Kalau begitu, kalian juga istirahatlah lebih awal.” Selena mengalihkan pandangannya kembali ke
kamarnya.
Harvey dan Chandra berjalan ke ruang baca, dan setelah pintu kedap suara ditutup, Chandra baru bersuara, “Ada masalah besar, Alex ditangkap.” Content is property © NôvelDrama.Org.
Harvey malah tidak panik, “Gara–gara apa?”
“Tuan Harvey, tebakan Anda benar. Ada yang tidak beres dengan petugas kebersihan itu. Alex mengikutinya dan menemukan bahwa Denisa sudah mati. Alex belum sempat melepaskan tangannya dari mayat tersebut, ketika tiba–tiba manajer dan sopir Denisa datang untuk menjemputnya. Mereka
salah paham dan mengira Alex adalah pembunuhnya. Tempat yang dipilih si pelaku tepat berada di area yang tidak ada kamera pengawasannya dan dia ternyata adalah seorang pembunuh bayaran. Kebetulan Alex muncul di tempat kejadian, dan untuk saat ini, tidak ada bukti yang bisa membuktikan bahwa Alex tidak bersalah.”